Rabu, 18 Agustus 2010

Boss Google peringatkan pengguna situs sosial


Boss Google peringatkan pengguna situs sosial
Eric Schmidt

Google diduga akan meluncurkan situs jaringan sosial baru

Boss Google, Eric Schmidt, mengatakan masyarakat perlu berpikir mengenai konsekuensi memiliki sebegitu banyak data di internet.

Kaum muda mungkin suatu saat harus mengganti nama mereka guna menutupi kegiatan online mereka di masa lalu, demikian peringatan Eric Schmidt.

Schmidt mengatakan kepada koran The Wall Street Journal bahwa dia khawatir kaum muda ini tidak memahami akibat dari banyaknya informasi tentang diri mereka yang tersedia di internet.

Google baru-baru ini memperkuat kehadirannya di jejaring sosial dengan membeli Slide dan Jambool, dua perusahaan yang mengkhususkan diri memberikan layanan kepada berbagai jejaring sosial.

Slide adalah perusahaan permainan komputer, sementara Jambool menyediakan mata uang secara virtual dan sistem pembayaran.

Google juga dilaporkan menanamkan investasi di sebuah perusahaan penyedia situs jaringan games bernama Zynga.

Banyak yang yakin akuisisi ini adalah sinyal bahwa perusahaan raksasa mesin pencari ini akan segera meluncurkan satu jaringan situs sosial yang baru.

Sebagai masyarakat, kita akan menjadi semakin memaklumi sekaligus memaafkan kebodohan kita sewaktu muda

Suw Charman-Anderson

Beberapa pengamat bahkan sudah mengatakan nama situs itu menurut isu adalah: Google.me.

Perusahaan pencari ini sudah memiliki dua situs jaringan sosial; Google Buzz yang diluncurkan Februari 2010 dan sebelumnya situs bernama Orkut.

Buzz terbukti kontroversial ketika jejaring sosial itu dikaitkan dengan akun Gmail para pelanggannya tanpa meminta izin mereka, artinya kontak mereka bisa terlihat oleh publik.
Kebodohan sewaktu muda

Namun, Schmidt mengatakan Google kemungkinan akan menyimpan informasi pribadi mengenai penggunanya di masa mendatang.

Pada saat ini, kata Schmidt, "Kami tahu secara umum siapa Anda, mengenai keperdulian Anda dan secara umum, siapa saja teman-teman Anda."

Tetapi, menurut beberapa ahli, kekhawatiran dia mengenai masa depan "terlalu dibesar-besarkan".

"Pemikiran bahwa semua data disimpan secara online itu tidak benar," kata konsultan media Suw Charman-Anderson kepada BBC News.

"Perlu waktu beberapa lama lagi sebelum prediksi itu menjadi kenyataan karena sebegitu besarnya internet."
Google

Arsip-arsip seperti Google Cache yang menyimpan versi situs-situs yang lebih tua, sangat selektif, tambah dia.

"Google Cache adalah potret yang diambil secara periodik dari beberapa situs internet. Saat ini, tidak semua tercakup di dalamnya."

Sementara banyak perusahaan yang mengambil spesialisasi "membersihkan" profil internet yang sudah ada, Nona Charman-Anderson mengatakan sikap sosial terhadap data pribadi di internet yang seharusnya perlu berubah.

"Selalu ada jarak antara memperkenalkan teknologi baru dan pengembangan perangkat norma sosial yang baru berkaitan dengan perilaku yang lahir dari teknologi baru itu," tambah dia.

"Sebagai masyarakat, kita akan menjadi semakin memaklumi sekaligus memaafkan kebodohan kita sewaktu muda."

Tidak ada komentar: