Senin, 31 Mei 2010

Netanyahu 'sesalkan' korban jiwa

Netanyahu 'sesalkan' korban jiwa

Aktivis pro-Palestina luka-luka

Israel mengklaim pasukannya diserang oleh para aktivis

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan penyesalan setelah paling tidak sembilan orang meninggal karena pasukan Israel menyerbu armada kapal bantuan kemanusiaan yang mencoba menerobos blokade Israel terhadap Gaza.

Tetapi dia mengatakan para tentara Israel hanya berupaya membela diri mereka setelah mereka "dipukuli dan ditikam".

Dalam penyataannya Netanyahu juga menuding ada tembakan.

"Bahkan ada laporan terjadi penembakan dan pasukan kami harus membela diri mereka, melindungi nyawa mereka, kalau tidak mereka akan terbunuh," kata Netanyahu.

"Dengan menyesal, dalam insiden ini ada orang-orang yang meninggal. Kami menyesali kematian ini. Kami menyesali terjadinya aksi kekerasan," tambahnya.

'Tak ada provokasi'

Pihak penyelenggara armada yang terdiri dari enam kapal itu, organisasi Free Gaza Movement atau Gerakan Pembebasan Gaza menyangkal keras pernyataan pemerintah Israel.

Kami menekankan pentingnya penyelidikan menyeluruh atas insiden ini, seperti diserukan sekjen PBB

Oscar Fernandez-Taranco

Para aktivis pro-Palestina mengatakan para tentara mulai menembaki tanpa diprovokasi ketika mereka menaiki kapal yang membawa bantuan kemanusiaan itu.

Masyarakat internasional mengecam keras hilangnya nyawa sejumlah aktivis.

PBB saat ini mengadakan sidang darurat. Para diplomat mengatakan rancangan usulan resolusi PBB mengecam operasi itu, menuntut agar kapal-kapal itu segera dibebaskan agar dan menyerukan penyelidikan internasional independen terhadap insiden itu.

"Kami menekankan pentingnya penyelidikan menyeluruh atas insiden ini, seperti diserukan sekjen PBB, " kata asisten sekjen PBB Oscar Fernandez-Taranco.

"Israel juga harus membuka akses terhadap orang-orang yang ditahan, sesuai dengan hukum internasional."

Armada kapal itu mengangkut 10.000 ton bantuan yang berangkat dari Siprus ke Gaza.

Lima sukarelawan yang ikut dalam kapal Mavi Marmara berasal dari organisasi sosial Indonesia, Mer-C.

Beberapa laporan menyebutkan seluruhnya ada 12 warga Indonesia di armada kapal bantuan.

Tidak ada komentar: