Jumat, 03 September 2010

AS puji perundingan Timteng ''konstruktif''


AS puji perundingan Timteng ''konstruktif''
Netanyahu, Hillary, dan Abbas bertemu di Deplu AS

Netanyahu, Hillary, dan Abbas bertemu di Deplu AS

Pemimpin Israel dan Palestina telah mengadakan perundingan langsung pertama mereka dalam dua tahun di Washington.

Utusan AS untuk Timur Tengah mengatakan perundingan antara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan pemimpin Palestina Mahmoud Abbas berlangsung ''konstruktif''.

Kedua pihak setuju untuk bertemu lagi di Timur Tengah dua pekan lagi.

Ketika perundingan dibuka, Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton mengatakan kepada Abbas dan Netanyahu bajwa mereka memiliki "kesempatan untuk mengakhiri konflik ini".

Netanyahu mengatakan konsesi sulit diperlukan dari kedua pihak.

Abbas mendesak Israel agar mengakhiri seluruh pembangunan pemukiman Yahudi dan mencabut blokade terhadap Jalur Gaza.

Perundingan yang berlangsung di kompleks departmen luar negeri AS, dimulai dengan janji ''dukungan penuh dan aktif'' dari AS.

Pembicaraan ini merupakan perundingan serupa pertama dalam 20 bulan.

Perundingan tersebut digagas oleh Presiden AS Barack Obama, yang memberi mereka tenggat satu tahun.

Obama mengatakan, tujuan perundingan adalah penyelesaian permanen yang mengakhiri pendudukan atas wilayah yang direbut Israel pada tahun 1967, dan negara Palestina yang merdeka dan demokratis muncul di samping Israel
'Hambatan'

Ketika membuka perundingan, Nyonya Clinton mengatakan AS telah ''menjanjikan dukungan penuhnya atas perundingan ini dan akan menjadi mitra aktif dan berkesinambungan'', tapi Washington mengatakan tidak akan mendiktekan penyelesaian.

Berbicara setelah Clinton, Netanyahu dan Abbas mengakui kesulitan tugas yang menunggu di depan.

''Ini tidak akan mudah,'' kata Netanyahu. ''Perdamaia senjata, perdamaian yang langgeng, akan dicapai hanya dengan konsesi sulit dan timbal balik dari kedua pihak,'' tambahnya.

Abbas mengatakan: "Kami memang tahu betapa sulit hambatan dan rintangan yang kami hadapi dalam perundingan - perundingan yang dalam satu tahun akan menghasilkan kesepakatan yang akan mendatang perdamaian.''

Kedua pemimpimpin juga mengangkat dua masalah yang merupakan isu sentral dalam perundingan: keamanan bagi orang Israel, dan pembangunan pemukiman Yahudi di wilayah Palestina.

Setelah menyampaikan pernyataan masing-masing, Clinton, Abbas, Netanyahu, dan Utusan AS untuk Timur Tengah, George Mitchell, memulai perundingan terisolasi dari media.

Mitchell kemudian muncul untuk menyatakan bahwa Abbas dan Netanyahu berunding sendiri. Dia mengatakan hubungan antara kedua pemimpin ''bersahabat'' dan ada 'suasana yang konstruktif dan positif''.

Dia mengatakan kedua pemimpin setuju untuk mengadakan perundingan lanjutan di Timur Tengah pada 14-15 September, kemudian setiap dua pekan.

Menurut Mitchell, telah disepakati bahwa kedua pihak akan mencapai kesepakatan umum mengenai semua isu yang memisahkan mereka dan itu akan membuka jalan bagi perjanjian komprehensif.

Wartawan BBC Jon Donnison di Jalur Gaza mengatakan sulit untuk melihat perdamaian muncul antara Israel dan Palestina, kecuali dua faksi Palestina, Fatah dan Hamas mengakhiri perselisihan mereka terlebih dahulu.

Palestina terbelah akibat sengketa mendalam antara Hamas, yang kini menguasai Jalur Gaza, dan Fatah yang dipimpin Abbas di Tepi Barat.

Hamas, yang tidak disertakan dalam perundingan sebab kekuasaan mereka tidak diakui oleh Israel, Amerika Serikat, atau pun Uni Eropa, telah berjanji untuk tetap menjadikan Israel sasaran mereka.
****
Mudah-mudahan ini berlanjut, sehingga konflik di Timur Tengah khususnya Jalur Gaza, serta pengamanan Masjidil Aqsa akan baik, dan tidak terjadi klaim mengklaim, semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar: