Senin, 22 Februari 2010
Pria Afghanistan akui rencana pemboman
Seorang laki-laki Colorado kelahiran Afghanistan mengaku telah merencanakan pemboman sistem kereta api bawah tanah New York.
Di hadapan pengadilan federal AS, Najibullah Zazi yang berprofesi sebagai pengemudi bus di bandar udara ini mengatakan rencananya ini dia namakan operasi martir.
Zazi mengaku bersalah melakukan konspirasi jahat menggunakan senjata penghancur massal, konspirasi dalam merencanakan pembunuhan dan mendukung al-Qaeda.
Pria berusia 25 tahun ini mengubah pengakuannya dari tidak bersalah menjadi bersalah. Jika perbuatannya terbukti, maka Zazi menghadapi hukuman penjara seumur hidup tanpa kemungkinan dibebaskan.
Di pengadilan Zazi mengaku setuju untuk menjalankan serangan itu sebagai protes terhadap operasi militer Amerika di tanah kelahirannya Afghanistan.
Jaksa Agung AS Eric Holder mengatakan rencana yang diakui Zazi ini adalah ancaman teror paling serius di Amerika sejak tragedi gedung World Trade Center.
Badan intelijen AS selama ini mendapat tekanan berat setelah kegagalan mereka mencegah percobaan peledakan pesawat komersial di Detroit pada hari Natal tahun lalu.
Tak akan beristirahat
Jaksa Agung AS Eric Holder mengatakan dinas intelijen AS telah menggagalkan sebuah rencana yang merupakan sebuah serangan yang sangat menghancurkan.
Kami tidak akan beristirahat sampai semua teroris ini tertangkap
Jaksa Agung AS Eric Holder
"Rencana serangan itu merupakan yang paling serius di negara ini sejak tragedi WTC September 2001," kata Holder.
Pemerintah AS nampaknya sudah membuntuti Zazi cukup lama. Menurut Departemen Kehakiman AS Zazi diketahui pergi ke Pakistan tahun 2008 untuk menjadi sukarelawan bagi Taliban.
Namun, kemudian Zazi direkrut dan dilatih oleh al-Qaeda di perbatasan Afghanistan-Pakistan. Selanjutnya dia dikembalikan ke AS dengan pengetahuan barunya untuk merencanakan serangan terhadap sistem kereta api bawah tanah New York.
September tahun lalu, dia menyewa sebuah mobil di Denver, Colorado dan mengendarai mobil ke New York. Di dalam mobil itu dia membawa bom rakitan dan merencanakan untuk memasang bom itu selama akhir pekan dan meledakkan kereta bawah tanah sesaat setelah peringatan tragedi 11 September.
Eric Holder mengatakan intelijen sudah mengawasi Zazi sepanjang perjalanannya dan saat ini penyidikan masih terus berlangsung.
"Kami tidak akan beristirahat sampai semua teroris ini tertangkap. Kita tengah berperang melawan musuh yang sangat berbahaya, pandai, mampu beradaptasi dan kita harus menggunakan semua senjata yang kita miliki untuk memenangkan perang ini," tandas Holder.
Selain menangkap Zazi, pemerintah AS juga menahan dua tersangka lainnya yaitu Adis Medunjanin dan Zasrein Ahmedzay bulan lalu. Kedua orang ini diduga kuat merupakan rekan Najibullah Zazi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar