Jumat, 22 Oktober 2010

Kode serangan nuklir sempat hilang


Apakah Amerika Serikat mempunyai Senjata Pemusnah Massal, sedangkan Amerika Serikat sendiri gencar untuk menumpas senjata pemusnah massal di dunia, sehingga perdamaian dunia diciptakan.
Pertanyaan ini akan timbul oleh sejumlah Negera yang mempunyai Senjata Pemusnah Massal, kenapa Irak dan Iran, Korea Utara, Korea Selatan, Jepang selalu dipantau keberadaan senjata pemusnah massal ini, sedangkan Amerika Serikat justru memiliki senjata pemusnah massal yang mungkin telah diciptakan untuk menghancurkan bumi ini sehingga musuh Amerika Serikat lenyap dengan senjata pemusnah massal ini?
Gedung Putih akan malu jika tersebarnya kode peluncuran senjata pemusnah massal hilang dalam beberapa bulan, berarti Gedung putih mempunyai akses Senjata Pemusnah Massal yang telah ditempatkan diseluruh benua, baik tersimpan dalam kapal perang Amerika Serikat, lautan bebas, yang target sangat dekat dengan posisi lawan yang telah dipersiapkan untuk peluncuran senjata pemusnah massal.
Kenapa Irak hancur berantakan, rata tanah, dengan agresi Amerika Serikat yang menuduh bahwa senjata pemusnah massal ada disana?
Apa yang terjadi, bahwa amerika tidak bisa membuktikan bahwa Irak tidak memiliki senjata pemusnah massal, hanya tudingan yang hanya akan mengeruk hasil tambang minyak saja, tetapi apa kata masyarakat amerika serikat ketika tentara mereka habis ditumpas di Irak? sehingga para janda menuntut pemerintah agar bertanggung jawab atas kebijakan yang diambil, sehingga mereka mendapat kesempatan hidup lebih baik.
semoga menjadi bahan pelajaran, dimana perdamaian dunia akan ditegakkan, tetapi hanyalah semu, dengan bukti nyata Gedung Putih memiliki senjata pemusnah massal yang telah ditempatkan sesuai dengan jarak tempuh masing-masing negara tujuan yang akan dihancurkan.
hari ini juga haiti telah diberi peringatan dengan wabah yang mematikan, apakah Gedung Putih sadar bahwa ini adalah Peringatan Tuhan, padahal belum pulih dalam tragedi Gempa Bumi, yagn pembangunan Infrastruktur disana belum selesai?


Kode serangan nuklir sempat hilang
Bill Clinton

Kode sempat hilang beberapa bulan di masa Presiden Clinton.

Kode yang digunakan presiden Amerika Serikat untuk melancarkan serangan nuklir sempat hilang selama beberapa bulan.

Hal itu terjadi pada masa pemerintahan Bill Clinton, kata seorang mantan pejabat tinggi Amerika Serikat

Jenderal Hugh Shelton, mantan Kepala Staf Gabungan, mengungkapkannya dalam bukunya yang baru diterbitkan yang berjudul Without Hesitation.

Kode itu biasanya disimpan oleh seorang staf yang selalu berada dekat dengan presiden.

Menurut Jenderal Shelton terjadi insiden ketika seorang staf mengatakan kode itu hilang sekitar tahun 2000.

Kode langsung diganti dan ditempuh penyelidikan internal atas hilangnya kode yang lama.
Pemeriksaan rutin

Berdasarkan prosedur, seorang petugas setiap bulan memeriksa kode tersebut, yang diganti setiap empat bulan.

Menurut Jenderal Shelton dalam bukunya, seorang petugas yang melakukan pemeriksaan bulanan diberitahu oleh seorang staf bahwa kode itu ada pada presiden, yang sedang menggelar rapat penting sehingga tidak bisa diganggu untuk memastikannya.

Sebulan kemudian petugas lain datang dan mendapat informasi yang sama.

Ketika tiba waktunya untuk penggantian kode, staf bersangkutan akhirnya mengaku bahwa kode itu sempat hilang selama beberapa bulan.

Jenderal Shelton menulis bahwa presiden tidak memegang kode tersebut dan tidak mengetahui kalau stafnya sudah menghilangkannya.

Menurut Jenderal Shelton insiden itu sebagai "komedi kesalahan."

Wabah yang diduga kolera telah menewaskan sedikitnya 135 orang di Haiti.

Seorang pejabat tinggi Departemen Kesehatan Haiti, Dr Gabriel Thimote, mengatakan dia sedang menunggu tes laboratorium untuk memastikan apakah memang penyebabnya kolera.

Korban dilaporkan menderita diare, demam tinggi, dan muntah-muntah. Lebih dari 1500 orang dirawat di rumah sakit.

Wabah ini menyerang kawasan Artibonite dan Dataran Tengah, yang terletak disebelah utara ibukota Port-au-Prince.

Dr Thimote mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa sejauh ini 15 sampel sudah diuji dan 13 diantaranya mengarah pada kolera.

Dia menambahkan daerah yang paling buruk diserang wabah ini adalah Douin, Marchand Dessalines, dan Saint-Marc, yang terletak sekitar 100 km dari Port-au-Prince.

Tidak ada yang bisa diverifikasi pada saat ini. Tidak ada angka, tidak ada data epidemiologis.

Dr Michel Thieren

Sementara Menteri Kesehatan Haiti, Alex Larsen, yakin bahwa penyebabnya adalah kolera.
Diare berat

Organisasi Kesehatan Pan Amerika, PAHO, sudah mengirim dua tim ke Artibonite, dekat Saint-Marc.

Sambil menunggu uji laboratorium, para pejabat PAHO dan kantor bantuan kemanusiaan PBB, menyebut wabah ini sebagai diare yang amat berat.

Mereka mengatakan keprihatinan atas meluasnya wabah dan jumlah korban yang tewas.

"Tidak ada yang bisa diverifikasi pada saat ini. Tidak ada angka, tidak ada data epidemiologis," kata Dr Michel Thieren dari PAHO.

Gejala yang diderita korban, tambahnya, bisa dikaitkan dengan sejumlah penyakit.

Bagaimanapun memang ada kekhawatiran atas wabah kolera setelah gempa bumi pada Januari 2010, yang menewaskan 250.000 orang dan 1,5 juta orang mengungsi karena rumahnya hancur,

Banyak warga yang masih tinggal di pemukiman sementara dengan kondisi kesehatan yang buruk dan akses terbatas terhadap air bersih walaupun WHO menyatakan sejauh ini belum ditemukan wabah kolera di tempat pengungsian.

Tidak ada komentar: