Selasa, 09 Februari 2010
Majelis Nasional tolak Yar'Adua
Majelis Nasional Nigeria meloloskan mosi terhadap Presiden Umaru Yar'Adua yang sakit untuk menyerahkan kekuasaan kepada wakilnya.
Majelis tinggi dan rendah Nigeria sepakat menempatkan Wakil Presiden Goodluck Jonathan sebagai penjabat presiden.
Wartawan BBC di ibukota Abuja, Ahmed Idris, mengatakan gerakan politisi untuk mendukung wakil presiden ini di luar dugaan karena biasanya senat dan gubernur negara bagian amat setia pada presiden dan tidak terlalu mendukung wakil presiden.
Namun pekan lalu para gubernur memutuskan untuk mendukung Jonathan sebagai penjabat presiden dan kemudian mendekati senat untuk meloloskan mosi pengalihan kekuasaan kepada Jonathan.
Senat kemudian meloloskan mosi yang menyatakan Jonathan bisa menghentikan fungsi kantor presiden, panglima tertinggi angkatan bersenjata sebagai penjabat presiden.
Bagaimanapun beberapa pihak mengatakan mosi itu tidak mengikat secara hukum dan bisa digugat di pengadilan.
Sementara pihak lain berpendapat mosi ini menjadi tantangan bagi kabinet yang akan bersidang Rabu (10/02) dengan resiko penolakan atas pengalihan kekuasaan bisa menimbulkan penentangan publik.
Menunggu surat sakit
Presiden Yar'Adua dirawat di rumah sakit di Arab Saudi sejak November tahun lalu dan kekosongan kepemimpinan yang ditimbulkannya telah mendorong gugatan hukum, perpecahan kabinet, dan unjuk rasa massal.
Selain meloloskan mosi, Senat juga dilaporkan sedang menyiapkan pemakzulan atau impeachment.
Dua pekan lalu Senat meminta Presiden Yar'Adua memberikan surat yang menyatakan dia sakit, yang bisa mengarah pada jalur pengalihan kekuasaan secara resmi.
Namun surat itu tidak pernah ada dan para politisi yang menentang Presiden Yar'Adua dilaporkan menetapkan batas waktu atas surat itu Kamis atau menempuh langkah pemakzulan.
Seorang pembantu presiden pekan lalu mengatakan kepada BBC bahwa surat sakit itu akan segera disampaikan.
Dalam wawancara dengan BBC Hausa awal Januari, Presiden Yar'Adua mengatakan dia akan segera kembali ke Nigeria begitu diizinkan dokter.
Namun sejak itu tak ada lagi pernyataan dari Presiden Yar'Adua, yang menderita penyakit jantung dan ginjal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar